Monday, August 29, 2011

INTI POKOK AJARAN ISLAM: MENGENALI AGAMA YANG BENAR

Agar bisa mengenali apa yang dimaksud sebagai agama yang benar, kita perlu melihat tiga hal. Pertama adalah melihat apa yang menjadi ajaran agama itu mengenai Tuhan. Yang dimaksud adalah bagaimana pandangan agama itu berkaitan dengan Ke-Esa-an, kekuatan, pengetahuan, kesempurnaan, keagungan, pengganjaran hukuman, pemberian rahmat dan sifat-sifat Ilahi lainnya. Kedua, perlu bagi seorang pencari kebenaran untuk menanyakan apa yang diajarkan agama bersangkutan berkaitan dengan dirinya sendiri. Apakah ada dari antara ajaran agama itu yang akan mencederai hubungan antar manusia, atau menyebabkan manusia melakukan hal-hal yang tidak sejalan dengan kepatutan dan kehormatan, atau bertentangan dengan hukum alam, atau tidak mungkin dapat dipatuhi atau dilaksanakan, atau bahkan membahayakan jika dikerjakan. Juga perlu memperhatikan apakah ada ajaran-ajaran penting bagi pengendalian kesemrawutan, malah ditinggalkan. Begitu pula, perlu kiranya mengetahui bagaimana agama itu mempresentasikan Tuhan sebagai yang Maha Pengasih, dengan Wujud mana hubungan harus dihidupkan dan apakah ada mengatur petunjuk-petunjuk yang akan menuntun seseorang dari kegelapan kepada pencerahan, dari keadaan acuh menjadi eling ( selalu ingat). Ketiga, perlu bagi seorang pencari kebenaran untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa Tuhan yang dipresentasikan oleh suatu agama bukanlah sosok yang didasarkan pada kisah dan dongeng atau menyerupai barang mati. Beriman kepada sosok tuhan yang menyerupai benda mati dimana keimanan kepadanya bukan karena adanya manifestasi dirinya tetapi karena rekayasa fikiran manusia, sepertinya menyudutkan Tuhan yang sebenarnya. Tidak ada gunanya beriman kepada Tuhan yang kekuasaan-Nya tidak bisa dirasakan dan yang Dia sendiri tidak memanifestasikan tanda-tanda eksistensi-Nya. (Nasimi Dawat, Qadian, Ziaul Islam Press, 1903; sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 19, hal. 373-373,  London, 1984).

Sunday, August 28, 2011

INTI POKOK AJARAN ISLAM: TUJUAN DARIPADA AGAMA

Hazrat Mirza Ghulam Ahmad as

Tujuan pokok daripada menganut suatu agama adalah kita memperoleh kepastian berkaitan dengan Tuhan yang menjadi sumber dari keselamatan, seolah-olah kita bisa melihat Wujud-Nya dengan mata kita. Unsur kejahatan dalam dosa akan selalu mencoba menghancurkan manusia dimana seseorang tidak akan bisa melepaskan diri dari racun fatal dari dosa sampai ia itu meyakini sepenuh hati beriman kepada Tuhan yang Maha Sempurna dan Maha Hidup, yang menghukum para pendosa dan mengganjar yang muttaqi dengan kenikmatan yang kekal. Merupakan pengalaman umum bahwa jika kita meyakini akan efek-efek fatal yang ditimbulkan sesuatu maka dengan sendirinya kita tidak akan mendekatinya. Sebagai contoh, tidak akan ada orang yang menenggak racun  secara sadar. Tidak akan ada orang yang secara sengaja berdiri di depan seekor harimau liar. Tidak juga orang mau memasukkan tanggannya ke lubang ular berbisa. Lalu mengapa orang melakukan dosa secara sengaja? Sebabnya adalah karena ia tidak memiliki keyakinan penuh mengenai hal tersebut sebagaimana dengan hal-hal lain yang dicontohkan tadi. Tugas pertama seseorang dengan demikian adalah berusaha memperoleh keyakinan mengenai eksistensi daripada Tuhan dan menganut suatu agama yang melalui mana hal itu bisa dicapai, agar dengan demikian ia akan menjadi takut kepada Tuhan dan menjauhi dosa. Lalu bagaimana bisa memperoleh keyakinan demikian? Jelas bahwa hal seperti itu tidak akan bisa didapat hanya melalui dongeng-dongeng. Tidak juga bisa diperoleh melalui argumentasi saja. Satu-satunya cara untuk memperoleh keyakinan adalah dengan mengalami pendekatan dengan Tuhan berulangkali melalui bercakap-cakap dengan Wujud-Nya atau dengan menyaksikan berbagai tanda-tanda-Nya yang luar biasa, atau juga melalui kedekatan dengan seseorang yang memiliki pengalaman demikian. (Nasimi Dawat, Qadian, Ziaul Islam Press, 1903; sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 19, hal. 447-448,  London, 1984).

Saturday, August 27, 2011

PANDANGAN ISLAM ATAS MASALAH2 KONTEMPORER MASA KINI: KERJASAMA ANTAR AGAMA

oleh: Mirza Tahir Ahmad
Dalam hubungan antar agama, Islam selangkah lebih maju dengan pernyataannya :
... Dan  janganlah kebencian suatu kaum yang telah menghalangi
kamu dari Masjidil Haram sampai mendorong kamu melampaui
batas. Dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa;
dan  janganlah kamu tolong menolong dalam dosa dan pelanggaran.
Dan  bertakwalah kepada Allah; sesungguhnya Allah itu sangat
keras hukumannya. (S.5 Al-Maidah : 3)

Al-Quran tidak mengizinkan umat Muslim memperlakukan orang lain dengan cara yang tidak adil walaupun terhadap musuh yang telah melakukan agresi terhadap mereka karena permusuhan agama. Sekarang kita beralih ke kategori orang-orang kafir yang sepengetahuan kita  tidak pernah mengambil peran aktif memusuhi umat Muslim. Mengenai mereka umat Muslim diperintahkan oleh Al-Quran untuk :
Boleh jadi Allah akan menumbuhkan cinta di antara kamu dan
orang-orang di antara mereka yang dengan mereka itu kamu kini
bermusuh dan Al lah Mahakuasa dan Allah Maha Pengampun,
Maha Penyayang. Allah tidak melarang kamu berbuat baik terhadap
mereka dan berlaku adil terhadap mereka yang tidak memerangi
kamu disebabkan agamamu dan yang tidak  mengusir kamu dari
negerimu, sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku
adil. (S.60 Al-Mumtahanah : 8-9)

Umat Muslim pun diajarkan untuk mengundang para Ahli Kitab dan bekerjasama dengan mereka dalam  penyebaran ajaran keesaan Tuhan yang merupakan keyakinan  bersama mereka. Inti ajaran dari ayat dibawah ini adalah penekanan pada kebersamaan dan pengembangan program bersama bagi kemaslahatan manusia dan bukan untuk mempertegas bidang-bidang perbedaan yang hanya akan membawa perselisihan.
Katakanlah, “Hai Ahli Kitab, marilah sekurang-kurangnya kepada
satu kalimat yang sama di antara kami dan kamu, ialah bahwa kita
tidak menyembah melainkan Al lah dan tidak pula kita
persekutukan dengan Dia barang apa pun dan sebagian kita tidak 
mengambil yang lainnya menjadi Tuhan selain dari Allah.” Tetapi
jika mereka berpaling maka katakanlah “Jadi saksilah bahwasanya
kami ini orang-orang Muslim yakni yang patuh kepada Tuhan. 

Wednesday, August 24, 2011

PANDANGAN ISLAM ATAS MASALAH2 KONTEMPORER MASA KINI: "HUJATAN"


Islam selangkah lebih maju dibanding agama-agama lainnya dalam memberikan kemerdekaan berbicara dan menyatakan pendapat. Berdasarkan pertimbangan moral dan etika, tentu saja hujatan tidak bisa diterima, tetapi dalam  Islam tidak ada hukuman phisik untuk mereka yang menghujat,  sesuatu yang memang berbeda dengan pandangan umum dalam dunia kontemporer.

Saya tidak berhasil menemukan sepenggal ayat pun yang menyatakan bahwa  hujatan adalah kejahatan yang dapat dihukum oleh manusia walaupun saya telah mempelajari Al-Quran secara mendetil dan berulang-ulang dengan konsentrasi pikiran yang mendalam.

Meskipun Al-Quran sangat tidak menyukai perilaku yang tidak sopan  dan  bicara yang tidak pantas atau pun melukai rasa kepekaan sesama manusia, dengan atau pun tanpa  logika, namun Islam tidak menyuruh penghukuman mereka yang menghujat di dunia ini dan tidak juga memberikan kewenangan kepada siapa pun untuk melakukannya.

Monday, August 22, 2011

KESELAMATAN (SYAFAAT) BUKAN MONOPOLI SALAH SATU AGAMA

oleh: Mirza Tahir Ahmad

Masalah pandangan mengenai keselamatan (syafaat) meskipun terasa sangat sederhana, memiliki potensi bahaya bagi kedamaian dunia agama. Bisa saja suatu  agama menyatakan bahwa mereka yang ingin terbebas dari Iblis dan memperoleh keselamatan, agar datang masuk ke agama tersebut karena mereka akan mendapatkan keselamatan (syafaat) dan pembebasan abadi dari dosa. Tetapi tentunya menjadi lain jika agama yang sama itu menyatakan juga bahwa mereka yang tidak mematuhinya akan terkutuk selama-lamanya. Ini sama  saja dengan mengatakan bahwa apa pun yang mereka lakukan untuk menyenangkan Tuhan, seberapa besarnya pun mereka mencintai Penciptanya dan ciptaanNya, semurni apa pun kehidupan mereka, mereka dianggap terkutuk dan masuk neraka abadi.

Kalau pandangan kaku, sempit dan tanpa toleransi demikian dikemukakan dalam bahasa  yang provokatif oleh para fanatik, maka akan timbullah kerusuhan-kerusuhan yang dahsyat.

Umat manusia ini terdiri dari berbagai jenis dan ukuran. Sebahagian dari mereka yang memang terpelajar, beradab dan halus akan melakukan reaksi dengan cara yang sama terhadap serangan-serangan yang ditujukan kepada mereka. Hanya saja jika menyangkut agamanya, sebagian besar umat beragama akan bereaksi keras terhadap serangan kepada agama mereka, terlepas dari apakah mereka terpelajar ataukah buta huruf.

Sunday, August 21, 2011

POLIGAMI

Sumber : PANDANGAN ISLAM ATAS MASALAH-MASALAH KONTEMPORER MASA KINI
Karya : Mirza Tahir Ahmad

Di Barat setiap pembicaraan mengenai Islam selalu menghadapi pertanyaan tentang apakah Islam mengizinkan seorang pria untuk menikah empat kali dan memiliki empat isteri pada saat yang sama? Saya memiliki pengalaman banyak berbicara di muka umum  dan kumpulan intelektual di Barat. Seingat saya pertanyaan  seperti ini hampir selalu dikemukakan.

Seringnya seorang wanita akan berdiri, sebelumnya meminta maaf dulu, lalu bertanya secara  lugu apakah Islam mengizinkan memiliki empat orang isteri.  Sepertinya semua orang sudah tahu jawabannya. Kemungkinan besar bahwa hanya aspek inilah dari Islam yang dikenal secara luas di Barat. Aspek lainnya yang juga dikaitkan adalah terorisme sedangkan terorisme sama sekali tidak ada kaitannya dengan Islam (lihat juga Pembunuhan dalam nama Allah oleh pengarang yang sama).

Persamaan hak pria dan wanita seperti apakah yang dibawa Islam jika pria diizinkan  untuk memiliki empat isteri sedangkan seorang wanita hanya boleh memiliki satu orang suami?  Ini  adalah bentuk lain dari pertanyaan yang sama yang menurut pendapat saya digunakan semata untuk menghapuskan citra baik tentang Islam yang dibangun oleh pembicara. Dalam lingkungan yang tidak terlalu formal dimana tata cara dan sopan santun  tidak  terlalu diketatkan, pertanyaan yang sama lebih banyak menjadi bahan ejekan dan bukan semata pertanyaan sederhana.

Saturday, August 20, 2011

Abdus Salam : Muslim Pertama Peraih Nobel Fisika


Rumah itu , terletak di Putney, suatu kecamatan barat London, pada tanggal 15 Oktober 1979 menjadi pusat perhatian dunia. Di situ berdiam seorang yg tiba-tiba melonjak termasyhur di permukaan bola bumi ini. Namanya Prof.Dr. Abdus Salam. Ia warga negara Pakistan tetapi menetap di London. Ia bertugas pula di Italia. Di kantongnya ada dua macam paspor. Yang satu paspor kewarganegaraan Pakistan, yang lain paspor diplomatik PBB. Karena ia juga pejabat tinggi PBB.

Pada hari itu ia menerima kabar yang menggetarkan hatinya. Akademi Ilmu Science Kerajaan Swedia memberinya Hadiah Nobel atas prestasinya dalam ilmu fisika. Ia segera pergi ke mesjid dan melakukan shalat syukur kepada Tuhan-nya. Dalam segala hal pada kehidupannya ia selalu kembali kepada Khaliq-nya. Pada suatu pidato pengukuhan di Imperial College London mengenai pokok “Partikel-partikel Elemen” ia mengutip AL-Quran: “Engkau tidak bisa melihat ketidak sempurnaan pada ciptaan Tuhan Yang Rahman. Pandanglah kembali. Adakah engkau menampak suatu cela? Nah ulanglah kembali memandangnya. Pandanganmu akan berbalik kepadamu dalam keadaan kacau dan letih, karena tidak dapat melihat suatu ketidaksempurnaan (67: 4,5).

Ayat itulah yang selalu menjadi pedomannya dalam penyelidikannya dalam ilmu fisika. Bukan hanya dalam ilmu science saja, tetapi juga dalam ilmu sejarah dan ilmu ekonomi yang menjadi kegemarannya. Disamping semua itu ilmu agama adalah kesenangannya yang terutama.

Tetapi gara-gara teori fisika Dr. Abdus Salam itu putrinya sendiri, Bushra Salam, tidak lulus dalam ujian. Guru fisikanya mengancamnya “Omong kosong apa juga pun yang diajarkan ayahmu di rumah kepadamu mengenai teori fisikanya, jangan engkau bawa ke dalam ujianmu. Kalau tidak, engkau tidak akan lulus”. Betullah demikian! Bushra tidak lulus dalam mata pelajaran fisika dan ia kemudian pindah ke sekolah jurusan bahasa-bahasa timur.

Friday, August 19, 2011

MASALAH PALESTINA


  
Masalah Palestina dan ketegangan di antara Yahudi dan negara-negara Arab tetangganya selalu menjadi topik berita dunia. Dalam artikel ini kami akan kembali ke perdebatan Perserikatan Bangsa-bangsa tanggal 28 November 1947 saat masalah tersebut sedang dibicarakan dan setelah itu terbentuklah negara Israel. Sisanya adalah sejarah.


Disini direproduksi pidato duta Pakistan ke PBB yaitu Chaudry Zafrullah Khan, seorang Ahmadi terkemuka  yang dihormati banyak orang yang mencoba  mengusulkan keadaan berimbang. Kalau saja PBB waktu itu mengikuti nasihatnya, kelompok Arab tidak walk-out dan lobby-lobby rahasia guna menggiring suara tidak diizinkan, maka hasilnya akan jauh lebih damai bagi semua pihak yang berkepentingan. Pidato itu diakui banyak orang sebagai kontribusi terbesar bagi kausa bangsa Arab.

RAPAT PLENO KE DUAPULUHENAM - Diadakan di GeneralAssembly Hall di Flushing Meadow,New York, pada hari Jumat tanggal 28 November 1947, jam 11:00. Ketua: Mr. O. Aranha, Brasilia. Lanjutan bahasan tentang masalah Palestina. Ketua Sidang: Setiap perwakilan diharapkan  menguasai kondisi permasalahannya sebaik mungkin agar bisa mengajukan pertimbangan yang tepat kepada Rapat Sidang Umum. Sebagai Ketua, kami harus mengingatkan agar  peserta tidak bertepuk tangan atau mengganggu  dengan  cara  apa pun perdebatan dalam Sidang Umum ini. Ada sepuluh pembicara yang tercatat dalam daftar kami. Saya mohon agar duta dari Pakistan maju ke mimbar.

Sir  Muhammad ZafrullahKhan (Pakistan): Kami berterima kasih bahwa anda sebagai Ketua Sidang yang telah berharap dan menginginkan adanya diskusi tentang masalah ini berlangsung secara tertib dan tidak terganggu. Apakah nantinya hasil pemungutan suara  akan  sama  bebas  dan tidak terpengaruh adalah suatu hal yang tidak lagi menyangkut masalah kepuasan, namun saya tidak akan mempermasalahkan hal itu disini. Mereka yang tidak memiliki akses info tentang apa yang sebenarnya terjadi di belakang layar, sekurang-kurangnya mengetahui dari pers sehingga mereka khawatir, tidak saja karena masalah khusus ini tetapi juga tentang pertimbangan yang dilakukan atas masalah-masalah krusial dari dewan akbar ini dimana kepadanya masa depan dunia disandarkan, apakah juga akan bisa selalu bebas.

Sekarang ini  adalah saat yang khidmat, khidmat dalam sejarah dunia dan khidmat dalam sejarah dari organisasi akbar  ini. Perserikatan Bangsa-bangsa saat ini sedang diadili.  Seluruh dunia sedang menonton dan memperhatikan bagaimana dewan ini bisa melepaskan dirinya, bukan hanya tentang disetujui tidaknya partisi (pemisahan) tetapi terutama tentang apakah masih ada ruang tersisa bagi penerapan penilaian dan nurani yang jujur dalam setiap pengambilan keputusan. Kita biasa membaca  sejarah menyusur ke belakang, yang menurut saya adalah cara yang amat salah dalam membaca  sejarah. Untuk bisa menghargai sepenuhnya, sejarah sepatutnya dibaca ke masa depan. Kita sepatutnya menempatkan diri dalam situasi yang akan dievaluasi untuk dari sana melakukan appraisal dan penilaian terhadapnya.

Thursday, August 18, 2011

BUNG HATTA Putra Utama Bangsa Indonesia

oleh : Sayyid Shah Muhammad al-Jaelani – Mubaligh Ahmadiyah
Di dalam Al-Qur’an Surah Ar-Rahman ayat 27 dan 28, Allah swt. berfirman:“Segala sesuatu di atas bumi akan binasa.  Dan yang akan tetap tinggal untuk selama-lamanya hanya Wujud Tuhan engkau, Yang Mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan”.
Sesuai dengan firman Allah di atas, seorang hamba Allah, Dr. Mohammad Hatta, telah berpulang ke Rahmatullah dengan tenang pada tanggal 14 Maret 1980.  Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.  Berita kemangkatannya bagaikan petir di siang hari bolong.  Itulah suratan takdir, bahwa setiap orang yang dilahirkan pasti akan mengalami saat ketika ia harus minum piala maut.  Dengan perasaan haru dan sedih, saya segera mengirimkan telegram menyatakan rasa dukacita dan belasungkawa kepada Ibu Rahmi Hatta atas musibah yang menimpa keluarganya.
Saya mengenal almarhum secara pribadi sejak permulaan tahun 1947, ketika untuk pertama kalinya saya menghadap beliau di kediaman beliau yang terletak di samping Gedung Kepresidenan di Jogjakarta.  Waktu itu saya menghadiahkan sebuah kitab berjudul Ahmadiyyat or True Islam, karya Hadhrat Basyiruddin Mahmud Ahmad, Khalifatul Masih II.
Dalam perjumpaan untuk pertama kali itu saya mendapat kesan, bahwa kepribadian yang beliau miliki amat menarik: ramah, jujur dalam ucapan dan tindakan, dan sederhana.
Perkenalan dengan beliau lebih diakrabkan setelah saya pindah dari Kebumen ke Jogjakarta atas ajakan almarhum Bung Karno, untuk turut aktif dalam perjoangan kemerdekaan tanah air Indonesia, selama masa perjoangan di Jogjakarta dengan restu Hadhrat Khalifatul Masih II r.a. dengan karunia Allah.  Selama kurang lebih tiga tahun saya mendapat kesempatan yang berbahagia berjumpa dan berkomunikasi lewat percakapan yang intim dengan beliau, kalau tidak ratusan mungkin puluhan kali.  Saya sangat terkesan bukan saja oleh keterpelajarannya, tetapi juga disiplin pribadi beliau menjaga waktu, menepati janji, mentaati peraturan Allah, dan menjunjung tinggi etika pergaulan.
Saya dapat mengenangkan kembali peristiwa, tatkala pihak Belanda melancarkan agresinya yang ke-2 dan menduduki ibukota sementara RI, Jogjakarta, Dwi Tunggal – Bung Karno dan Bung Hatta – beserta beberapa pimpinan lainnya ditawan dan diasingkan ke pulau Bangka oleh pihak Belanda.  Saat itu sungguh merupakan saat yang pahit bagi perjoangan bangsa Indonesia.  Mengetahui bahwa Bung Hatta gemar membaca buku-buku agama, saya mengirimkan kepada beliau di tempat pengasingan itu beberapa buah kitab agama terbitan Jemaat Ahmadiyah melalui Palang Merah Internasional.
Pada tahun 1949 tiba saatnya Dwi Tunggal, Bung Karno dan Bung Hatta, beserta pemimpin-pemimpin lainnya — di antaranya, almarhum Haji Agus Salim, Mr. A.G.Pringgodigdo, Laksamana Udara Suryadarma, dan Mr. Ali Sastroamijoyo — kembali di tengah-tengah masyarakat Jogjakarta dengan mendapat sambutan yang menggelora.  saya sendiri, sebagai anggauta Panitia Pemulihan Pemerintahan RI Pusat ( yang diketuai oleh Ki Hajar Dewantoro) mendapat kehormatan menjemput pemimpin-pemimpin bangsa itu di lapangan terbang Maguwo.  Saya tidak lupa akan saat ketika saya menjabat tangan Bung Hatta; beliau sempat mengucapkan terima kasih atas bingkisan buku-buku yang pernah saya kirimkan kepada beliau tempo hari itu.

Wednesday, August 17, 2011

PENGABDIAN DAN KESETIAAN AHMADIYAH PADA PERJUANGAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA


“…Mereka (Jemaat Ahmadiyah, pen.) tidak pernah menggunakan taktik pintu belakang atau membonceng kekuatan-kekuatan lain secara tidak sportif dan karena itu tak pernah mendengar berita kericuhan di Indonesia dalam hal Ahmadiyah” (Tempo, 21 September 1974)”

Tidak sedikit putera Ahmadi yang gugur sebagai bunga bangsa dalam memperjuangkan kemerdekaan Negara tercinta ini. Dorongan imaniat yang merupakan hal yang tak terpisahkan dari kehidupan seorang Ahmadi, suatu kecintaan yang tanpa pamrih, yang dilandasi suatu sabda qudus dari Rasul suci Muhammad saw, bahwa cinta tanah air adalah sebagian dari Iman, mengantarkan Jemaat Ahmadiyah dan warganya untuk selalu tampil berkorban sebangsanya dimanapun mereka berada. Cukilan diatas salah satu dari antara sekian pengakuan pers dunia akan kesetiaan Ahmadiyah kepada pemerintah dan Negara dimana mereka berdiam. Dalam naskah yang ruang lingkupnya sangat terbatas ini tak dapat kami uraikan secara luas dan terperinci, akan tetapi kami berusaha mengemukakan hal-hal sepesifik yang esensil berkenan dengan judul diatas serelevan mungkin.

Berikut ini kami turunkan sebuah catatan pribadi dari seorang mubaligh Ahmadiyah, Sayyid Shah Muhammad . Catatan ini kami kutip langsung dari majalah “Sinar Islam” nomor Yubillium 50 tahun Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Sulh 1355, Januari 1976, No 15/tahun ke-IV. Berikut ini adalah penuturannya:

“…Saya terpaksa harus mengenangkan kembali peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang telah berlalu sekitar tiga puluh tahun, waktu saya masih aktif sebagai missionary Ahmadiyah di Jawa Tengah dan melibatkan diri dalam gejolak api revolusi 17 Agustus 1945, di kala Bangsa Indonesai bangun serentak membela dan menegakan haknya untuk menjadi satu bangsa yang merdeka"
(Catatan Mln. Sayyid Shah Muhammad Al-Jailani yang ditulis tahun 1975. Beliau wafat pada tahun 1983 di Bandung)

Tuesday, August 16, 2011

WAGE RUDOLF SOEPRATMAN, DARI ‘INDONESIA RAYA’ HINGGA AHMADIYAH

Majalah “Suara Ansharullah” edisi 8 Agustus 2009

Tahun 1932, Soepratman mendapat sakit uraf syaraf, disebabkan lelahnya karena bekerja keras. Setelah beristirahat 2 bulan, di Tjimahi, beliau kembali ke Jakarta untuk mengikuti aliran Achmadijah. Sejak April beliau bersama kakaknya bertempat tinggal di Surabaya (Kutipan tulisan Soejono Tjiptomihardjo dalam ‘Buku Kenang-Kenangan 10 tahun Kabupaten Madiun’ halaman 171)

Lahirnya Indonesia Raya

Tanggal 28 Oktober memiliki hubungan yang rapat sekali dengan perasaan dan jiwa serta perjuangan bangsa kita, karena pada hari itulah telah lahir sesuatu, yang kini telah menjadi pusaka bagi bangsa kita, ialah lagu Kebangsaan ‘INDONESIA RAYA’. Tepatnya pada tanggal 28 Oktober 1928, dalam kongres Pemuda Indonesia yang ke-2 di Jakarta, lagu Indonesia Raya diresmikan sebagai lagu Kebangsaan Indonesia.

Bertepatan dengan peresmian lagu Kebangsaan itu, diucapkan juga dalam Kongres itu sumpah sakti, ialah Sumpah Pemuda berbunyi: “Kita bertanah air satu, ialah Tanah Air Indonesia. Kita berbangsa satu, ialah bangsa Indonesia. Kita berbahasa satu, ialah bahasa Indonesia. 

Sejak detik itu, sumpah itu menjadi sumpah dari bangsa kita seluruhnya. Lagu Kebangsaan dan sumpah bangsa yang dilahirkan dalam Kongres Pemuda itu, terbukti telah menjadi ‘anasir’ yang maha penting dan mendasar. Diatas mana negaer kita sekarang berdiri. Sejak detik itu, lagu kebangsaan Indonesia Raya diakui oleh seluruh bangsa kita sebagai lagu  Nasionalnya, dan kini lagu itu telah dikenal serta  diakui pula oleh seluruh dunia sebagai lagu Kebangsaan Indonesia.

Monday, August 15, 2011

Soekarno tentang Ahmadiyah

oleh Syafi R. Batuah

Sebagaimana pada tiap tanggal 17 Agustus pada tahun-tahun sebelumnya juga pada tanggal 17 Agustus tahun ini telah dibacakan kembali dengan khidmat proklamasi kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia. Hal ini insya Allah akan berlaku seterusnya dalam masa datang.

Dengan begitu dalam sejarah Republik Indonesia akan tetap dicatat bahwa yang telah berjuang dan menghantar Indonesia ke kemerdekaan adalah kedua tokoh itu. Hal ini tidak berkurang nilainya, sekalipun Soekarno sebagai Presiden pertama dari negara merdeka Indonesia kemudian telah melakukan tindakan penyelewengan, sehingga badan tertinggi yang mewakili segenap rakyat Indonesia terpaksa memecatnya dari kedudukannya sebagai Kepala Negara.

Bagi Soekarno sendiri hasil perjuangannya untuk kemerdekaan tanah airnya tentu memberi kepuasan kepadanya. Kadang-kadang ia menengok kepada masa silam yang puluhan tahun lamanya di waktu mana dalam perjuangan untuk kemerdekaan itu ia bukan saja bergulat melawan kekuatan penjajah yang sangat besar, tetapi kadang-kadang ia juga mendapat tikaman belakang dari sebagian bangsanya sendiri yang tidak suka dengan sikap dan cara perjuangannya. Dalam pidato-pidatonya sewaktu ia memegang jabatan Presiden Indonesia ia sering mengemukakan usaha-usaha yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak setuju dengan siasat yang dilakukannya untuk pembebasan bangsa dan tanah airnya dari belenggu penjajahan.

Sunday, August 14, 2011

FASTING


Fasting is another form of worship found universally in the world religions. Although there are vast differences regarding the mode of fasting and the conditions applied to it, the central idea of fasting is present everywhere. Where it is not mentioned clearly, it is likely that it may gradually have either been discontinued or have petered out through gradual decay in practice. The case of Buddha is an interesting example. He started his quest for truth with a severe form of fasting, but later on it is said that he abandoned this practice because it had adversely effected his health. In view of this one can understand why he discontinued, but this does not in any way indicate that he had ceased to believe in fasting. Perhaps that is why some Buddhists, here and there, still observe some form of fasting.
Fasting in Islam is a highly developed institution, and needs to be studied in depth. There are two types of injunctions with regards to fasting. One relates to obligatory fasting and the other to optional. Obligatory fasting is further divided into two categories:
  1. There is one full month in every year in which fasting is prescribed for Muslims all over the world. As the month is a lunar month, so it keeps changing around the year in relation to the solar months. This creates a universal balance for the worshippers. Sometimes the fasting in winter months is easy as far as the days go, in comparison to the long winter nights, while during the summer months the days become long and exacting. As the lunar months keep rotating around the year, so Muslims in all parts of the world have some periods of easy fasting and some of arduous fasting. 

NILAI-NILAI KEAGAMAAN TELAH LUNTUR

by : Mirza Tahir Ahmad

Jika kita amati skenario kehidupan agama secara keseluruhan, kita bisa melihat adanya suatu situasi yang bersifat paradoksal saat ini. Secara umum, dapat dikatakan bahwa agama kehilangan panutan di satu sisi, tetapi pada saat yang sama terdapat peningkatan kekuatan di sisi lain. Pada sebagian  lapisan masyarakat di hampir semua agama, muncul pengungkapan kembali dogma-dogma lama yang kaku dan munculnya rasa kurang toleransi terhadap mereka yang berbeda pendapat. 
Di  segi  moral,  dapat  dikatakan  agama  mengalami kemunduran. Kejahatan merajalela, kebenaran telah hilang, keadilan telah pupus, tanggung jawab sosial kepada masyarakat diabaikan dan individualisme yang egoistis merebak bahkan di negara-negara yang merasa dirinya penganut agama yang baik. Hal ini  serta kejahatan sosial lainnya merupakan tanda-tanda dekadensi moral masyarakat yang menggejala secara umum. Bila  kita sadari bahwa nilai-nilai moral keagamaan adalah unsur yang membentuk kehidupan dan jiwa dari agama itu sendiri, maka pengkerdilan nilai-nilai tersebut dengan sendirinya akan membawa kita pada kesimpulan bahwa jika memang ada kita melihat usaha pembangkitan kembali wujud jasmani dari agama, namun jiwa agama itu sendiri tambah mengabur dan mati. Jadi, apa  yang kita lihat dalam kehidupan beragama sekarang sebagai usaha pemberdayaan agama, sebenarnya tidak lebih dari menghidupkan bangkai mati.

Orang-orang yang mempunyai kecenderungan agama akhirnya bosan karena melihat stagnasi atau ketiadaan perkembangan yang menarik hati. Mereka mengharapkan bisa melihat mukjizat-mukjizat yang ternyata tak kunjung tampak. Mereka tidak melihat adanya phenomena bantuan samawi yang bisa merubah  kondisi dunia menurut selera mereka. Mereka menginginkan dapat melihat pemenuhan nubuwatan-nubuwatan yang dapat memberikan pembenaran pada keimanan mereka. Nyatanya tidak ada suatu pun yang terwujud. Mereka inilah yang akhirnya menjadi pengikut kultus-kultus baru yang memanfaatkan frustrasi mereka itu. Dorongan untuk melepaskan diri dari masa lalu menimbulkan keinginan untuk mengisi kekosongan jiwa mereka dengan sesuatu yang baru.

Selain dari kecenderungan destruktif demikian, phenomena lain yang juga mungkin terkait dengan hidupnya kembali dogma-dogma agama, adalah ancaman pada perdamaian dunia. Dengan bangkitnya kembali dogma-dogma  tersebut, muncul suasana beracun yang  ternyata fatal bagi kelangsungan kemerdekaan dialog dan kebebasan arus berfikir. Tidak hanya itu, ada pula  rencana-rencana jahat para politisi yang mencoba memanfaatkan situasi  gamang demikian bagi kepentingannya pribadi meskipun  untuk  itu  ia  harus mencoreng  citra  agama. Di  samping itu secara historis memang sudah ada kecemburuan dan perseteruan antar agama. Sekarang ini apa yang dikenal sebagai media “bebas” yang mestinya bisa memainkan peran netral dalam percaturan dunia, nyatanya dikendalikan oleh tangan-tangan tak kelihatan.   Dengan demikian di suatu negeri dengan satu agama dominan, jika medianya ikut-ikutan memburuk-burukkan citra agama lainnya maka skenarionya menjadi sangat kompleks. Korban pertama dari pertarungan tersebut dengan sendirinya adalah agama.

Saya sangat merisaukan apa yang sedang terjadi saat ini di lingkungan hidup  keagamaan. Sudah waktunya agama-agama yang ada untuk berupaya secara serius berusaha menghapuskan kesalahpahaman di antara mereka. Saya meyakini bahwa Islam mampu memberikan pemecahan yang bisa memuaskan sepenuhnya kebutuhan dan keinginan kita. Guna memudahkan pemahaman, saya akan memilah-milah masalah ini dalam beberapa bagian.

Misalnya, saya meyakini bahwa bagi suatu agama yang ingin menciptakan perdamaian di dunia, adalah suatu  keniscayaan bahwa agama yang mampu mempersatukan manusia adalah yang juga dapat menerima sifat universalitas agama dengan pengertian bahwa semua manusia adalah mahluk dari Pencipta yang satu, terlepas  dari warna kulitnya, suku bangsa atau pun faktor geografisnya. Dengan demikian mereka semuanya berhak memperoleh petunjuk samawi, kalau memang petunjuk samawi itu diberikan kepada salah satu bagian dari masyarakat manusia. Pandangan ini meniadakan konsep monopolisasi kebenaran oleh salah satu agama.

Apapun nama atau ajarannya, semua agama yang ada, dimana pun atau kapan pun keberadaannya, mempunyai dasar kebenaran samawi. Kita juga harus mengakui bahwa agama-agama mempunyai sumber yang sama, meskipun di antara mereka terdapat perbedaan-perbedaan ajaran dan pandangan. Sumber samawi yang melahirkan suatu agama di suatu bagian dari dunia, tentunya juga memperhatikan kebutuhan agama dan spiritual manusia di bagian lain dunia dan yang berada di kurun waktu yang berbeda.

Inilah tepatnya pesan yang disampaikan oleh Al-Quran, Kitab Suci umat Islam.

Saturday, August 13, 2011

The controversial American Pastor Rev.Terry Jones

the controversial American Pastor (Rev.Terry Jones) from Florida has surfaced once again. He was the instigator of the attempt to disgrace the Holy Quran last November calling it an International Burn a Quran day'. This stunt was widely condemned with pleas from the Obama administration, US military officials, The Vatican and religious leaders across the world.

On the 20th of March 2011 the Pastor held a mock trial consisting of a 12 man jury made from his own members and volunteers including himself as the Judge. Islam was being represented and the Quran was defended by an Imam from Dallas. After a six hour trial the Jury decided the Quran promoted hatred and violence, and this justified the burning of this Holy Scripture.

In 2010 the Canadian Prime Minister Stephen Harper condemned the planned Quran burning in unequivocal terms. 'I don't speak very often about my own religion but let me be very clear: My God and my Christ is a tolerant God, and that's what we want to see in this world'.

The leader of the global Ahmadiyya Muslim Community, a movement in Islam, stated in his address on the 25th of March 2011 that:

‘As this Priest does not hold much standing in America, He does not have a significant following nor many adherents with him, there might only be only a few hundred people that go to his Church. He carried out this horrendous act to attain cheap publicity.’

John William Draper, renowned American philosopher and scientist writes in his book: 'History of the Intellectual Development of Europe', that a person who reads the Holy Quran, who is of good nature, without doubt becomes extremely surprised that how the purpose has been portrayed in such a beautiful manner. The Holy Quran is filled with great moral teachings and also commandments and instruction. Its organisation and arrangement is so clear and every word is filled with such great meaning.

Pastor Jones has recently revealed in an interview that he has never read the Holy Quran. so could be he knows deeply about Islam? Jones only person who looking sensation publicity to make he famous. it is not realy what Yesus teach to christian.

Friday, August 12, 2011

BERPUASA MENURUT BERBAGAI AGAMA

Oleh Dr. Abid Ahmad

Yang dimaksud berpuasa di sini ialah laku menahan diri dari makan/minum, baik secara lengkap atau pun partial, untuk suatu jangka waktu tertentu. Tindakan ini merupakan kebiasaan sejak zaman purba dan terdapat di hampir semua agama di dunia. Hasil riset ilmiah terakhir menunjukkan bahwa laku puasa akan menyehatkan seseorang dan jika dilaksanakan secara hati-hati akan meningkatkan kemampuan indera  dan  kesadaran. Secara tradisional, puasa biasa dilakukan untuk tujuan mensucikan seseorang atau untuk menebus dosa dan kesalahan. Sebagian besar agama menentukan lamanya waktu serta saat atau musim waktunya berpuasa bagi   para  pengikutnya. Pada sebagian besar agama, umumnya ibadah atau berdoa dianggap sebagai bagian dari laku puasa. Puasa  juga  merupakan cara pelatihan yang baik bagi  phisikal, spiritual dan akhlak manusia. Meski tetapi hanya agama Islam yang memperlakukannya secara khusus.
‘Hai orang-orang yang beriman. Diwajibkan atasmu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelummu supaya kamu terpelihara dari keburukan.’ (S.2 Al-Baqarah:184)

Menurut  Al-Quran,  puasa juga pernah diperintahkan dalam agama- agama sebelum Islam. Agama mana saja yang dimaksud dan apa bedanya dengan  puasa yang dilakukan menurut agama Islam? Puasa dalam agama Kristen Masalah puasa dalam agama Kristen amat sulit dibahas, karena masalah- nya ialah agama Kristiani ini secara keseluruhan agak tekor mengenai pengaturan  syariatnya. Apalagi terdapat perbedaan  pendapat yang mendasar di antara para ulama mereka tentang apakah Yesus  ada memerintahkan berpuasa atau tidak.

Wednesday, August 10, 2011

AL-QURAN DAN KEHIDUPAN DI LUAR BUMI

Isi alam semesta sebagaimana dikemukakan Al-Quran berbeda diametral dari kutub ke kutub dengan pandangan para filosof dan orang-orang bijak di masa lalu. Pada saat Al-Quran diturunkan, adalah pengetahuan astronomi bangsa Yunani yang mendominasi fikiran manusia di mana pun di dunia saat itu dan kelihatannya hampir semua kebudayaan terpengaruh oleh pandangan yang sama. Dominasi ini berlaku terus sampai masanya Copernicus. Sebelumnya diyakini kalau langit terdiri dari beberapa lapisan terbuat dari bahan transparan yang plastis, dihiasi dengan benda-benda langit yang cemerlang yang diberi nama bintang-bintang. Secara lebih spesifik, total pengetahuan yang dimiliki umat manusia di masa itu adalah sebagai berikut:
1.    Bumi terdiri dari massa debu, batu, air, udara dan mineral. Bumi merupakan massa yang stasioner dengan permukaan yang rata, tidak berputar dan tidak diputari oleh benda-benda langit lainnya.
2.    Bumi memiliki posisi unik dalam kosmos, yang tidak ada padanannya di mana pun juga di angkasa. Bumi bersifat tetap dan stasioner pada sauhnya sedangkan langit berputar terus menerus mengelilinginya.
Jelas dalam konsep tentang alam semesta di atas mengeliminasi posibilitas adanya kehidupan lain di luar bumi. Satu-satunya tempat kehidupan yang dikenal manusia di masa itu hanyalah bumi ini saja, yang mereka anggap tergantung melayang di tengah angkasa. Berbeda dengan pandangan tersebut, Al-Quran tidak ada menyebutkan keunikan bumi dan tidak juga sifatnya yang dikatakan stasioner. Sedangkan mengenai jumlah banyaknya bumi, Al-Quran menyatakan:
"Allah, adalah Dia yang menciptakan tujuh petala langit dan bumi seperti itu juga. . ." (Ath-Thalaq:13)
Perlu dijelaskan disini bahwa angka ‘tujuh’ menggambarkan istilah yang biasa digunakan Al-Quran dalam ayat ini mau pun ayat lainnya. Angka tersebut menggambarkan alam semesta terdiri dari banyak lapisan langit (galaksi), masing-masing terbagi dalam kelompok bertujuh yang sekurang-kurangnya mengandung satu planet seperti bumi yang ditopang oleh keseluruhan sistem dalam galaksinya (langitnya).